Jumat, 13 Juni 2014

Bye-Dorm

Ini adalah malam terakhir kami, para siswa kelas sepuluh di salah satu SMA di Palembang, tidur di asrama. Besok, kami akan melaksanakan perpisahan dan setelah itu freedorm. Yey!!! Jika ditanya masalah perasaan....   campur aduk, bahagia iya, sedih juga iya.

Bahagia karena tidak dibebani oleh peraturan-peraturan yang kadang menjengkelkan hingga membuat kami melanggar peraturan tersebut. Saya sendiri pernah melanggar peraturan asrama. Saya pernah tidak menitipkan laptop di tempat yang telah disediakan dikarenakan saya sangat mengantuk dan setelah sampai di kamar saya lupa menitipkan laptop. Pada akhirnya, di pagi hari pembina mengetahui itu dan langsung menyita laptop saya. Fyi, di asrama saya ada peraturan untuk menitipkan laptop di tempat yang telah disediakan pada waktu malam hari dan boleh diambil pada pagi harinya. Ini untuk menghindari siswa yang tidur larut malam hanya untuk bermain laptop dan keesokan harinya, ia mengantuk dan tidak dapat konsentrasi mengikuti pelajaran. 

Di akhir semester dua, saya mencoba memberanikan diri untuk membawa iPad. Fyi ya, di asrama dilarang untuk membawa gadget. Hari itu adalah hari kamis, itu artinya kami melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler. Pada waktu itu, saya menitipkan iPad saya pada teman saya yang berbeda kamar. Celakanya, saat kami sedang melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler, pembina melakukan razia. Tidak usah diragukan lagi, pembina yang telah berpengalaman dengan mudahnya menyita iPad saya di tas teman saya. Saya sempat menangis karena saya mengira iPad tersebut hilang. Semenjak kejadian itu, saya tidak pernah berani lagi membawa gadget. Tetapi, di 3 bulan terakhir asrama, saya mulai membawa handphone dan sampai hari ini tidak pernah terkena sita lagi.

#dormlife
Selama satu tahun, kami, satu angkatan hidup bersama-sama. Mulai dari tadarus, sholat, makan, belajar, membuat tugas/pr, semuanya dilakukan bersama-sama. Dihukum-pun sama-sama. Saat teman menceritakan searchingan-annya, saat bugemm teman di revisi oleh pembimbing (bugemm, budaya gemar membaca dan menulis; seperti skripsi tetapi masih level rendah), saat teman ulang tahun dan diceburkan ke retensi, tertidur saat tadarus, panik saat berlangsung razia. Banyak hal yang telah dilewati yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Satu hal lain yang pastinya pernah dialami anak-anak asrama, yaitu tekacip. The power of tekacip ini sangat sering dialami pada anak asrama. Tekacip sama artinya dengan kelabakan, posisi di mana orang tersebut dibuat panik dikarenakan ada sesuatu yang belum beres atau belum selesai. Misalnya, saat toa yang bertanda akan dimulainya apel berbunyi, kita belum selesai bersiap-siap sehingga sampai di lapangan apel dengan terlambat, dan kemudian mendapat hukuman.

Di asrama, saya belajar untuk menjadi sesorang yang tidak individualistis. Ketika saya mempunyai makanan, saya akan memakannya bersama teman-teman saya. Ketika teman saya melakukan pembersihan kamar, tidak mungkin saya hanya berdiam diri saja menyaksikan mereka bekerja. Dengan asrama, saya dapat mengenali semua orang di satu angkatan. Bagaimana tidak, satu tahun yang dilalui bukanlah waktu yang sedikit. Satu tahun adalah waktu yang panjang. Aneh rasanya jika saya tidak dapat mengenali teman-teman saya selama satu tahun ini.
 
"Dorm not as bad as people think".
Ya, sepertinya aku setuju.